Senin, 23 Januari 2012

telaga sarangan

Telaga Sarangan juga dikenal dengan nama Telaga Pasir. Hal ini berdasarkan pada cerita yang ada di tempat tersebut tentang kisah terjadinya Telaga Sarangan. Menurut cerita yang beredar di masyarakat lokal, pada zaman dulu tinggallah sepasang suami istri di lereng Gunung Lawu sebelah timur, bernama Kyai dan Nyai Pasir. Pada suatu hari, Kyai pasir pergi ke hutan untuk menebang pohon. Pada saat hendak mengayunkan kapaknya ke salah satu pohon yang ada di hutan, ia melihat ada sebutir telur ayam di dekat pohon tersebut. Kyai Pasir pun membawa pulang telur itu dan memberikan kepada istrinya di rumah.
Nyai Pasir lantas merebus telur itu, lalu menikmatinya bersama sang suami. Selesai makan, Kyai Pasir kembali lagi ke hutan untuk melanjutkan menebang pohon. Akan tetapi, dalam perjalanan menuju hutan, Kyai Pasir merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Kyai Pasir berguling-guling di tanah karena rasa sakit yang luar biasa dan tidak lama kemudian, ia berubah wujud menjadi seekor ular naga yang besar.
Ternyata Nyai Pasir yang berada di rumah pun mengalami hal yang sama, berubah menjadi seekor naga. Kedua naga tersebut terus berguling-guling sehingga menyebabkan tanah di sekitar mereka menjadi cekung seperti bekas galian. Cekungan tersebut makin lama makin dalam dan luas. Secara tiba-tiba, dari dalam cekungan tersebut munculah air yang menyembur. Dalam waktu sekejap, cekungan tersebut sudah penuh berisi air dan menjadi telaga yang sangat besar. Telaga tersebut kemudian diberi nama Telaga Pasir, diambil dari nama Kyai dan Nyai Pasir. Saat ini nama Telaga Pasir jarang digunakan, sebab orang-orang lebih sering menyebutnya dengan nama Telaga Sarangan. Hal ini dikarenakan telaga tersebut tertelak di Desa Sarangan.

Keistimewaan

Hamparan air telaga yang tenang dengan latar belakang Gunung Lawu merupakan pemandangan yang akan Anda jumpai saat menjejakkan kaki di tempat ini. Sejauh mata memandang, penglihatan Anda akan dimanjakan dengan hijaunya pepohonan di bukit-bukit tinggi yang mengelilingi danau. Semua keindahan itu terpantul dalam permukaan air telaga yang tertimpa cahaya matahari. Semilir angin pegunungan yang sejuk semakin menambah tenteram suasana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar